Sabtu, 13 Juli 2013

Pengukuran dan Pemetaan

Theodolite
Pengukuran dan Pemetaan adalah ilmu yang mempelajari tentang pengukuran - pengukuran pada daerah yang relatif datar atau sempit dari sebagian permukaan bumi untuk pembuatan peta yang tidak melibatkan adanya faktor kelengkungan bumi.
Alat ukur yang digunakan dalam praktikum tahap ketiga ini adalah Theodolite. Selain theodolit alat – alat lain yang digunakan antara lain meteran, bouwplank, benang nilon, paku, patok, dan palu.

Praktikum ini bertujuan untuk menentukan titik – titik ukuran kolom dan ketinggian lantai suatu bangunan yang akan dibangun, serta mempermudah garis – garis pondasi dengan syarat yang berlaku dalam pembangunan.
Pengukuran-pengukuran dibagi dalam pengukuran yang mendatar untuk mendapatkan hubungan mendatar titik-titik yang diukur diatas permukaan bumi dan pengukuran-pengukuran tegak guna mendapat hubungan tegak antara titik-titik yang diukur. ( Ilmu Ukur Tanah, Soetomo Wongsotjitro, Penerbit Kanisius, 1980)
Pekerjaan persiapan adalah tahap awal pembangunan rumah tinggal. Yakni dimulai dari persiapan lahan dengan membersihkannya dari pohon-pohon, semak-semak, serta segala sesuatu yang bisa mengganggu pekerjaan. Setelah hal tersebut selesai lalu diteruskan dengan pekerjaan bouwplank, yang meliputi tahap pengukuran dan pemasangan. Bouwplank merupakan papan kayu yang berfungsi untuk membatasi lahan pekerjaan dan dipasang mengukuti bentuk lahan yang dibangun. Jaraknya kurang lebih satu meter dari galian pondasi.Pekerjaan bouwplank dimaksudkan untuk menempatkan titik-titik as bangunan berdasarkan denah bangunan. Hal ini dimaksudkan untuk menentukan arah pondasi sekaligus sebagai dasar dalam menentukan ukuran tinggi lantai dalam rumah dengan permukaan jalan. Agar bentuk bangunan sesuai dengan apa yang direncanakan, pekerjaan bouwplank harus memenuhi beberapa persyaratan berikut:
(1) kedudukan bouwplank harus kuat dan tidak mudah goyah;
(2) Jaraknya cukup dari tempat galian (sekitar satu meter) sehingga tidak goyang saat pondasi mulai digali;
(3) Papan bouwplank harus bisa diberi tanda yang jelas misal dengan spidol ataupun cat sehingga bisa digunakan untuk menentukan posisi pemasangan paku pengikat benang;
(4) Sisi atas bouwplank harus satu bidang dengan bouwplank yang lain. Agar bidang atas bisa membentuk garis datar maka bouwplank hendaknya diketam terlebih dulu ;
(5) Kedudukan bouwplank harus seragam (menghadap ke dalam bangunan).
(6) Garis benang pada bouwplank selanjutnya digunakan sebagai as (garis tengah) dari pemasangan pondasi maupun dinding bata.
Bouwplank adalah alat bantu yang digunakan tukang untuk pembuatan siku bangunan (90°) dan elevasi lantai. Bouwplank biasanya dibentuk dari papan atau balok kaso yang dipasang 1 m di luar garis batas yang akan dibuat bangunan. Tujuan pemasangan di luar garis batas ini adalah agar bouwplank tidak terbongkar pada saat penggalian pondasi. Dalam pekerjaan bouwplank ini dibutuhkan material berupa kayu, paku, benang, dan selang untuk waterpass. Kayu yang digunakan ada dua macam, yaitu kayu yang dipasang waterpas atau horisontal dan kayu yang dipasang vertikal. Kayu horisontal yang sering digunakan berupa papan berukuran 2 cm × 20 cm atau kaso 4 cm × 6 cm. Sementara kayu vertikal yang digunakan berupa kayu kaso 4 cm × 6 cm atau kayu dolken berdiameter 8 cm. Jenis kayunya berupa kayu kelas III seperti kayu borneo atau kayu meranti.
            Dengan alat ukur sudut (theodolite) kita dapat mengukur sudut-arah kedua titik atau lebih dan sudut curaman terhadap bidang yang horizontal pada titik pembacaan. Akan terdapat pada tiap-tiap titik suatu sudut horizontal dan sudut vertikal.
Ketelitian pembacaan sudut tergantung antara lain dari garis tengah lingkaran horizontal berskala dan garis tengah lingkaran vertikal berskala yang menjadi perlengkapan teodolit. Akan tetapi garis tengah lingkaran berskala menentukan juga ukuran dan beratnya alat penyipat ruang karena perlengkapan lainnya seperti plat statif, teropong dan sebagainya juga harus sesuai dengan lingkaran berskala itu. (Ilmu dan Alat Ukur Tanah,Ir.Heinzfrick, tahun 1984)
            Pada waktu theodolite digunakan untuk melakukan pengukuran, bagian-bagian theodolite tadi harus berada dalam keadaan yang baik. Bagian-bagian dan keadaannya ialah:
a.    Sumbu kesatu harus tegak lurus
b.   Sumbu kedua harus mendatar
c.    Garis bidik harus tegak lurus pada sumbu kedua
d.   Kesalahan indeks pada skala lingkaran tegak harus sama dengan nol
(Ilmu Ukur Tanah, Soetomo Wongsotjitro, Penerbit Kanisius, 1980).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar