Theodolite |
Pengukuran dan Pemetaan adalah ilmu yang mempelajari
tentang pengukuran - pengukuran pada daerah yang relatif datar atau sempit dari
sebagian permukaan bumi untuk pembuatan peta yang tidak melibatkan adanya
faktor kelengkungan bumi.
Alat ukur yang digunakan dalam praktikum
tahap ketiga ini adalah Theodolite. Selain theodolit alat – alat lain yang digunakan antara lain
meteran, bouwplank, benang nilon,
paku, patok, dan palu.
Praktikum ini bertujuan untuk menentukan
titik – titik ukuran kolom dan ketinggian lantai suatu bangunan yang akan
dibangun, serta mempermudah garis – garis pondasi dengan syarat yang berlaku
dalam pembangunan.
Pengukuran-pengukuran
dibagi dalam pengukuran yang mendatar untuk mendapatkan hubungan mendatar
titik-titik yang diukur diatas permukaan bumi dan pengukuran-pengukuran tegak
guna mendapat hubungan tegak antara titik-titik yang diukur. ( Ilmu
Ukur Tanah, Soetomo Wongsotjitro, Penerbit Kanisius, 1980)
Pekerjaan persiapan
adalah tahap awal pembangunan rumah tinggal. Yakni dimulai dari persiapan lahan
dengan membersihkannya dari pohon-pohon, semak-semak, serta segala sesuatu yang
bisa mengganggu pekerjaan. Setelah hal tersebut selesai lalu diteruskan dengan pekerjaan bouwplank,
yang meliputi tahap pengukuran dan pemasangan. Bouwplank merupakan papan kayu
yang berfungsi untuk membatasi lahan pekerjaan dan dipasang mengukuti bentuk
lahan yang dibangun. Jaraknya kurang lebih satu meter dari galian pondasi.Pekerjaan bouwplank
dimaksudkan untuk menempatkan titik-titik as bangunan berdasarkan denah
bangunan. Hal ini dimaksudkan untuk menentukan arah pondasi sekaligus sebagai
dasar dalam menentukan ukuran tinggi lantai dalam rumah dengan permukaan jalan.
Agar bentuk bangunan sesuai dengan apa yang direncanakan, pekerjaan bouwplank
harus memenuhi beberapa persyaratan berikut:
(1) kedudukan bouwplank harus kuat dan tidak
mudah goyah;
(2) Jaraknya cukup dari tempat galian
(sekitar satu meter) sehingga tidak goyang saat pondasi mulai digali;
(3) Papan bouwplank harus bisa diberi tanda
yang jelas misal dengan spidol ataupun cat sehingga bisa digunakan untuk
menentukan posisi pemasangan paku pengikat benang;
(4) Sisi atas bouwplank harus satu bidang
dengan bouwplank yang lain. Agar bidang atas bisa membentuk garis datar maka
bouwplank hendaknya diketam terlebih dulu ;
(5) Kedudukan bouwplank harus seragam
(menghadap ke dalam bangunan).
(6) Garis benang pada bouwplank selanjutnya
digunakan sebagai as (garis tengah) dari pemasangan pondasi maupun dinding
bata.
(http://rencanarumah.com/pekerjaan-bouwplank-dalam-pembangunan-rumah-tinggal
diakses kamis 31 Mei 2012 )
Bouwplank
adalah alat bantu yang digunakan tukang untuk pembuatan siku bangunan (90°) dan
elevasi lantai. Bouwplank biasanya dibentuk dari papan atau balok kaso yang
dipasang 1 m di luar garis batas yang akan dibuat bangunan. Tujuan pemasangan
di luar garis batas ini adalah agar bouwplank tidak terbongkar pada saat
penggalian pondasi. Dalam pekerjaan bouwplank ini dibutuhkan material berupa
kayu, paku, benang, dan selang untuk waterpass. Kayu yang digunakan ada dua
macam, yaitu kayu yang dipasang waterpas atau horisontal dan kayu yang dipasang
vertikal. Kayu horisontal yang sering digunakan berupa papan berukuran 2 cm ×
20 cm atau kaso 4 cm × 6 cm. Sementara kayu vertikal yang digunakan berupa kayu
kaso 4 cm × 6 cm atau kayu dolken berdiameter 8 cm. Jenis kayunya berupa kayu
kelas III seperti kayu borneo atau kayu meranti.
(http://lydiasuryatenggara.blogs.ukrida.ac.id/blogs/2011/10/03/tahap-membangun-rumah/
Diakses
Kamis, 31 Mei 2012 )
Dengan alat ukur sudut (theodolite)
kita dapat mengukur sudut-arah kedua titik atau lebih dan sudut curaman
terhadap bidang yang horizontal pada titik pembacaan. Akan terdapat pada
tiap-tiap titik suatu sudut horizontal dan sudut vertikal.
Ketelitian pembacaan
sudut tergantung antara lain dari garis tengah lingkaran horizontal berskala
dan garis tengah lingkaran vertikal berskala yang menjadi perlengkapan
teodolit. Akan tetapi garis tengah lingkaran berskala menentukan juga ukuran
dan beratnya alat penyipat ruang karena perlengkapan lainnya seperti plat
statif, teropong dan sebagainya juga harus sesuai dengan lingkaran berskala
itu. (Ilmu dan Alat Ukur
Tanah,Ir.Heinzfrick, tahun 1984)
Pada waktu theodolite digunakan
untuk melakukan pengukuran, bagian-bagian theodolite
tadi harus berada dalam keadaan yang baik. Bagian-bagian dan keadaannya ialah:
a.
Sumbu kesatu harus tegak lurus
b.
Sumbu kedua harus mendatar
c.
Garis bidik harus tegak lurus
pada sumbu kedua
d.
Kesalahan indeks pada skala
lingkaran tegak harus sama dengan nol
(Ilmu
Ukur Tanah, Soetomo Wongsotjitro, Penerbit Kanisius, 1980).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar