GREEN CONSTRUCTION
PENGERTIAN GREEN CONSTRUCTION
Green construction atau konstruksi hijau adalah sebuah gerakan berkelanjutan yang
mencita-citakan terciptanya konstruksi dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan
pemakaian produk konstruksi yang ramah lingkungan, efisien dalam pemakaian
energi dan sumber daya, serta berbiaya rendah. Gerakan konstruksi hijau ini
juga identik dengan sustainbilitas yang mengedepankan keseimbangan antara
keuntungan jangka pendek terhadap resiko jangka panjang,dengan bentuk usaha
saat ini yang tidak merusak kesehatan, keamanan dan kesejahteraan masa depan. Menurut Glavinich (2008) konstruksi hijau adalah:
Green construction is a planning
and managing a construction project in accordance with the contract document in
order to minimize the impact of the construction process on the environment.
Suatu perencanaan dan pengaturan proyek konstruksi sesuai dengan dokumen
kontrak untuk meminimalkan pengaruh proses konstruksi terhadap lingkungan.
Perencanaan dan pengaturan proyek
didasarkan pada dokumen kontrak (antara lain: spesifikasi teknis, gambar) oleh
karena itu sudah seharusnya dalam dokumen tersebut memuat berbagai aspek ramah
lingkungan. Apabila dalam dokumen kontrak tidak memuat hal-hal tersebut maka
konstruksi hijau tidak akan terwujud kecuali jika kontraktor menginginkan suatu
nilai dari kegiatan proses konstruksiya.
Menurut saya dalam definisi tersebut diatas dapat disempurnakan
menjadi:Suatu perencanaan dan
pengelolaan proyek konstruksi (sesuai dengan dokumen kontrak) untuk
meminimalkan pengaruh proses konstruksi terhadap lingkungan agar terjadi
keseimbangan antara kemampuan lingkungan dan kebutuhan hidup manusia untuk
generasi sekarang dan mendatang.
Pengertian “...meminimalkan
pengaruh proses konstruksi terhadap lingkungan” adalah usaha atau cara
yang digunakan dalam proses konstruksi untuk menggunakan sumber daya alam
secara efisien dan meminimalkan limbah yang dihasilkan akibat proses konstruksi
untuk menghindari terjadinya pencemaran lingkungan. Hal ini hendaknya menjadi
bagian dari salah satu tujuan manajemen proyek konstruksi, yaitu ramah
lingkungan.
MAKSUD DAN TUJUAN GREEN CONSTRUCTION
Pembangunan memberikan manfaat pada umat
manusia, sekaligus bisa mengancam kelangsungan
kehidupan manusia. Salah satu efek negatif dari tingginya intensitas
pembangunan dewasa ini adalah meningkatnya berbagai persoalan terkait
lingkungan, misalnya pemanasan global (global warning).
Isu pemanasan
global memang tengah jadi topik hangat di seluruh dunia. Terutama karena
dampaknya telah mulai kita rasakan, antara lain, terjadinya perubahan iklim
secara drastis (climate change) dan kenaikan permukaan air laut (sea
level rise). Fenomena alam tersebut telah mengakibatkan berbagai malapetaka
bagi umat manusia, seperti banjir, longsor, dan bencana kekeringan.
Bahkan riset Intergovernmental Panel on Climate
Change (IPCC), berdasarkan pengamatan di 130 negara, memperkirakan jika
fenomena pemanasan global makin parah, maka seluruh lapisan es di kutub akan
mencair pada 2040.
Apabila hal
tersebut terjadi, maka sebagian besar permukaan bumi akan tenggelam. Dan yang
tak kalah menakutkan, dalam jangka panjang, perubahan iklim bisa membuat suhu
bumi di bawah 0 drajat. Bila hal ini berlangsung, alamat dunia kembali ke zaman
es.
Dari mana
asalnya pemanasan global? Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa fenomena alam
ini ternyata hasil perbuatan manusia. Atas nama pembangunan, manusia secara
semena-mena mencemari lingkungan, melepas CO2 yang merusak ozon, serta
mengeksploitasi sumber daya alam secara berlebihan, yang kesemuanya
mengakibatkan fenomena efek rumah kaca dan pemanasan global.
Konstruksi,
sebagai salah satu aktivitas dari pembangunan infrastruktur, baik langsung atau
tidak, ikut bertanggung jawab terhadap kerusakan lingkungan dan fenomena
pemanasan global.Rosemary A. Colliver, peneliti AS, menyebut konstruksi
menghasilkan limbah 31,5 juta ton setiap tahunnya. Selain itu, konsumsi energi
dari pengoperasian berbagai bangunan di dunia ternyata merupakan ‘konsumen’
energi paling rakus karena menyerap 70 persen dari total listrik dunia.
Tak hanya itu,
berbagai fakta di lapangan menunjukkan bahwa konstruksi ikut berpartisipasi
terhadap berbagai kerusakan ekosistem lingkungan, makin berkurangnya area hijau,
punahnya sejumlah satwa dan fauna langka, dan kian minimnya daerah resapan air
di muka bumi.
Dengan sejumlah
fakta tersebut di atas, sudah sewajarnya jika para pelaku jasa konstruksi
dituntut lebih responsif terhadap berbagai kebijakan dan isu-isu lingkungan
dalam pelaksanaan pekerjaannya. Salah satu caranya, dengan bersungguh-sunggu
mengaplikasikan konsep konstruksi berwawasan lingkungan, atau kerap disebut
sebagai konstruksi hijau (green construction).
APLIKASI GREEN CONSTRUCTION
Aplikasi dari konstruksi hijau pada tahap perencanaan
terlihat pada beberapa desain konstruksi yang memperoleh award sebagai desain
bangunan yang hemat energy, dimana system bangunan yang didesain dapat
mengurangi pemakaian listrik untuk pencahayaan dan tata udara.Selain itu
berbagai terobosan baru dalam dunia konstruksi juga memperkenalkan berbagai
material struktur yang saat ini menggunakan limbah sebagai salah satu
komponennya, seperti pemakaian flyash, silica fume pada beton siap pakai dan
beton pra cetak. Selain itu terobosan sistem pelaksanaankonstruksi juga
memperkenalkan material yang mengurangi ketergantungan dunia konstruksi pada
pemakaian material kayu sebagai perancah.
Dan kemudian
memunculkan sebuah konsep yang dikenal sebagai 3R, yaitu Reduce (mengurangi pemakaian), Recycle (mendaur ulang), dan Reuse (menggunakan kembali). Konsep Reduce
adalau setiap aktivitas kontruksi diusahakan untuk mengurangi pemakaian
material yang berdampak buruk terhadap alam dan lingkungan.
Sementara,
konsep Recycle dalam konstruksi diaplikasikan dengan
lebih mengutamakan penggunaan bahan-bahan daur ulang sebagai material dalam
pengerjaan konstruksi. Adapun konsep Reuse
dipraktikkan dengan berusaha mengoptimalkan semua bahan sisa yang masih
bisa dimanfaatkan.
Selain itu,
filosofi hijau dalam bidang kontruksi juga melahirkan apa yang disebut dengan Use Less Energy (hemat energi). Caranya, antara lain,
dengan memanfaatkan cahaya matahari sebagai pengganti energi listrik,
penghematan pemakaian lampu di gedung, penggunaan air tanah seefisien mungkin,
dan lain-lain.
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN
Manfaat atau keuntungan green construction mencakup dua
hal yaitu manfaat lingkungan dan manfaat ekonomi (Trend kontruksi, Edisi
Desember, 2010):
1.
Manfaat pertama
adalah penghematan energi, konsumsi energi di sektor konstruksi tergolong besar
sehingga perlu diupayakan untuk menekan konsumsi energi sehemat mungkin.
2.
Manfaat kedua adalah penghematan air,
pekerjaan konstruksi membutuhkan sumber daya air yang cukup besar, apabila
dalam proses konstruksi tidak dikelola dengan baik/ceroboh maka akan berdampak
pada inefisiensi dan bencana lingkungan. Oleh karena itu sudah saatnya
diperlukan standar efisiensi air dalam pekerjaan konstruksi.
3.
Manfaat ketiga
adalah pengendalian buangan limbah padat, cair, dan gas.Minimalisasi jumlah
buangan yang dihasilkan dari proses konstruksi dan proses recycle harus
dilakukan guna mengurangi dampak terhadap lingkungan. Tiga hal yang dilakukan
adalah reduce, reuse, dan recycle.
Kerugian atau kendala dalam
pengerjaan green construction :
1.
Pembangunan green
construction cenderung lebih mahal
2.
Bahan material yang
digunakan masih jarang (harus impor)
3.
Tenaga ahli yang
masih sedikit
4.
Banyak
peraturan-peraturan yang harus di jalani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar