Sabtu, 13 Juli 2013

GREEN CONSTRUCTION


GREEN CONSTRUCTION


PENGERTIAN GREEN CONSTRUCTION
Green construction atau konstruksi hijau adalah sebuah gerakan berkelanjutan yang mencita-citakan terciptanya konstruksi dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan pemakaian produk konstruksi yang ramah lingkungan, efisien dalam pemakaian energi dan sumber daya, serta berbiaya rendah. Gerakan konstruksi hijau ini juga identik dengan sustainbilitas yang mengedepankan keseimbangan antara keuntungan jangka pendek terhadap resiko jangka panjang,dengan bentuk usaha saat ini yang tidak merusak kesehatan, keamanan dan kesejahteraan masa depan. Menurut Glavinich (2008) konstruksi hijau adalah:
Green construction is a planning and managing a construction project in accordance with the contract document in order to minimize the impact of the construction process on the environment.
Suatu perencanaan dan pengaturan proyek konstruksi sesuai dengan dokumen kontrak untuk meminimalkan pengaruh proses konstruksi terhadap lingkungan.
Perencanaan dan pengaturan proyek didasarkan pada dokumen kontrak (antara lain: spesifikasi teknis, gambar) oleh karena itu sudah seharusnya dalam dokumen tersebut memuat berbagai aspek ramah lingkungan. Apabila dalam dokumen kontrak tidak memuat hal-hal tersebut maka konstruksi hijau tidak akan terwujud kecuali jika kontraktor menginginkan suatu nilai dari kegiatan proses konstruksiya.
Menurut saya dalam definisi tersebut diatas dapat disempurnakan menjadi:Suatu perencanaan dan pengelolaan proyek konstruksi (sesuai dengan dokumen kontrak) untuk meminimalkan pengaruh proses konstruksi terhadap lingkungan agar terjadi keseimbangan antara kemampuan lingkungan dan kebutuhan hidup manusia untuk generasi sekarang dan mendatang.
Pengertian “...meminimalkan pengaruh proses konstruksi terhadap lingkungan” adalah usaha atau cara yang digunakan dalam proses konstruksi untuk menggunakan sumber daya alam secara efisien dan meminimalkan limbah yang dihasilkan akibat proses konstruksi untuk menghindari terjadinya pencemaran lingkungan. Hal ini hendaknya menjadi bagian dari salah satu tujuan manajemen proyek konstruksi, yaitu ramah lingkungan.

MAKSUD DAN TUJUAN GREEN CONSTRUCTION
             Pembangunan memberikan manfaat pada umat manusia, sekaligus bisa mengancam  kelangsungan kehidupan manusia. Salah satu efek negatif dari tingginya intensitas pembangunan dewasa ini adalah meningkatnya berbagai persoalan terkait lingkungan, misalnya pemanasan global (global warning).
Isu pemanasan global memang tengah jadi topik hangat di seluruh dunia. Terutama karena dampaknya telah mulai kita rasakan, antara lain, terjadinya perubahan iklim secara drastis (climate change) dan kenaikan permukaan air laut (sea level rise). Fenomena alam tersebut telah mengakibatkan berbagai malapetaka bagi umat manusia, seperti banjir, longsor, dan bencana kekeringan.
Bahkan  riset Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), berdasarkan pengamatan di 130 negara, memperkirakan jika fenomena pemanasan global makin parah, maka seluruh lapisan es di kutub akan mencair pada 2040.
Apabila hal tersebut terjadi, maka sebagian besar permukaan bumi akan tenggelam. Dan yang tak kalah menakutkan, dalam jangka panjang, perubahan iklim bisa membuat suhu bumi di bawah 0 drajat. Bila hal ini berlangsung, alamat dunia kembali ke zaman es.
Dari mana asalnya pemanasan global? Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa fenomena alam ini ternyata hasil perbuatan manusia. Atas nama pembangunan, manusia secara semena-mena mencemari lingkungan, melepas CO2 yang merusak ozon, serta mengeksploitasi sumber daya alam secara berlebihan, yang kesemuanya mengakibatkan fenomena efek rumah kaca dan pemanasan global.
Konstruksi, sebagai salah satu aktivitas dari pembangunan infrastruktur, baik langsung atau tidak, ikut bertanggung jawab terhadap kerusakan lingkungan dan fenomena pemanasan global.Rosemary A. Colliver, peneliti AS, menyebut konstruksi menghasilkan limbah 31,5 juta ton setiap tahunnya. Selain itu, konsumsi energi dari pengoperasian berbagai bangunan di dunia ternyata merupakan ‘konsumen’ energi paling rakus karena menyerap 70 persen dari total listrik dunia.
Tak hanya itu, berbagai fakta di lapangan menunjukkan bahwa konstruksi ikut berpartisipasi terhadap berbagai kerusakan ekosistem lingkungan, makin berkurangnya area hijau, punahnya sejumlah satwa dan fauna langka, dan kian minimnya daerah resapan air di muka bumi.
Dengan sejumlah fakta tersebut di atas, sudah sewajarnya jika para pelaku jasa konstruksi dituntut lebih responsif terhadap berbagai kebijakan dan isu-isu lingkungan dalam pelaksanaan pekerjaannya. Salah satu caranya, dengan bersungguh-sunggu mengaplikasikan konsep konstruksi berwawasan lingkungan, atau kerap disebut sebagai konstruksi hijau (green construction).

APLIKASI GREEN CONSTRUCTION
Aplikasi dari konstruksi hijau pada tahap perencanaan terlihat pada beberapa desain konstruksi yang memperoleh award sebagai desain bangunan yang hemat energy, dimana system bangunan yang didesain dapat mengurangi pemakaian listrik untuk pencahayaan dan tata udara.Selain itu berbagai terobosan baru dalam dunia konstruksi juga memperkenalkan berbagai material struktur yang saat ini menggunakan limbah sebagai salah satu komponennya, seperti pemakaian flyash, silica fume pada beton siap pakai dan beton pra cetak. Selain itu terobosan sistem pelaksanaankonstruksi juga memperkenalkan material yang mengurangi ketergantungan dunia konstruksi pada pemakaian material kayu sebagai perancah.
Dan  kemudian memunculkan sebuah konsep yang dikenal sebagai 3R, yaitu Reduce (mengurangi pemakaian), Recycle (mendaur ulang), dan Reuse (menggunakan kembali). Konsep Reduce adalau setiap aktivitas kontruksi diusahakan untuk mengurangi pemakaian material yang berdampak buruk terhadap alam dan lingkungan.
Sementara, konsep Recycle dalam konstruksi diaplikasikan dengan lebih mengutamakan penggunaan bahan-bahan daur ulang sebagai material dalam pengerjaan konstruksi. Adapun konsep Reuse dipraktikkan dengan berusaha mengoptimalkan semua bahan sisa yang masih bisa dimanfaatkan.
Selain itu, filosofi hijau dalam bidang kontruksi juga melahirkan apa yang disebut dengan Use Less Energy (hemat energi). Caranya, antara lain, dengan memanfaatkan cahaya matahari sebagai pengganti energi listrik, penghematan pemakaian lampu di gedung, penggunaan air tanah seefisien mungkin, dan lain-lain.
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN
Manfaat atau keuntungan green construction mencakup dua hal yaitu manfaat lingkungan dan manfaat ekonomi (Trend kontruksi, Edisi Desember, 2010):
1.      Manfaat pertama adalah penghematan energi, konsumsi energi di sektor konstruksi tergolong besar sehingga perlu diupayakan untuk menekan konsumsi energi sehemat mungkin.
2.       Manfaat kedua adalah penghematan air, pekerjaan konstruksi membutuhkan sumber daya air yang cukup besar, apabila dalam proses konstruksi tidak dikelola dengan baik/ceroboh maka akan berdampak pada inefisiensi dan bencana lingkungan. Oleh karena itu sudah saatnya diperlukan standar efisiensi air dalam pekerjaan konstruksi.
3.      Manfaat ketiga adalah pengendalian buangan limbah padat, cair, dan gas.Minimalisasi jumlah buangan yang dihasilkan dari proses konstruksi dan proses recycle harus dilakukan guna mengurangi dampak terhadap lingkungan. Tiga hal yang dilakukan adalah reduce, reuse, dan recycle.

Kerugian atau kendala dalam pengerjaan green construction :
1.      Pembangunan green construction cenderung lebih mahal
2.      Bahan material yang digunakan masih jarang (harus impor)
3.      Tenaga ahli yang masih sedikit
4.      Banyak peraturan-peraturan yang harus di jalani

 SARAN ATAU IDE PADA GREEN CONSTRUCTION

            Kita sebagai bangsa Indonesia juga harus peduli pada pembangunan negara kita sendiri. Sudah selayaknya kita untuk menambah kesadaran akan pentingnya pengetahuan tentang konsep green Construction sebagai konsep bangunan Indonesia untuk masa depan, oleh karena itu jangan sampaitantangan yang ada menjadi penghalang untuk membangun bangunan di Indonesia yang berprinsip ‘Green Construction’.

 KESIMPULAN

                Green construction atau konstruksi hijau adalah sebuah gerakan berkelanjutan yang mencita-citakan terciptanya konstruksi dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan pemakaian produk konstruksi yang ramah lingkungan, efisien dalam pemakaian energi dan sumber daya, serta berbiaya rendah. Gerakan konstruksi hijau ini juga identik dengan sustainbilitas yang mengedepankan keseimbangan antara keuntungan jangka pendek terhadap resiko jangka panjang,dengan bentuk usaha saat ini yang tidak merusak kesehatan, keamanan dan kesejahteraan masa depan.
            Manfaat green construction dapat dirasakan sampai masa yang akan datang,karena selain di fungsikan untuk fungsi primernya sebagai gedung atau bangunan,juga dapat bermafaat untuk keseimbangan lingkungan dan kelangsungan hidup manusia yang lebih baik dan alam yang lebik baik.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar