Sabtu, 05 September 2015

KONSTRUKSI JALAN MENGGUNAKAN BETON PRACETAK DENGAN HRS SUPAYA LEBIH TAHAN LAMA

KONSTRUKSI JALAN
MENGGUNAKAN BETON PRACETAK DENGAN HRS
SUPAYA LEBIH TAHAN LAMA



konstruksi jalan komposit menggunakan beton pracetak dan HRS (hot rolled sheet) ini lebih efisien, ekonomis, mudah pengawasannya dan lebih kuat dari pada konstruksi jalan fleksibel yang ada dengan hasil yang dapat lebih optimal dan penerjaan yang lebih cepat juga dapat bertahan lebih baik untuk memenuhi terget umur rencana jalan.( Ir. Sukanto )
Dibandingkan dengan konstruksi jalan fleksibel yang bahan dasarnya Asphalt Rata-rata belum dapat memenuhi target umur rencana jalan akibat perubahan iklim di Indonesia yang rata-rata pada siang hari mencapai panas ± 67ºC pada badan jalan sehingga mempercepat pelapukan aspal akibat oksidasi pengaruh energi panas sinar ultra violet, dan sisa-sisa genangan air pada badan jalan menyebabkan stripping, sedangkan overload kendaraan yang lewat menyebabkan jalan mudah mengalami deformasi hingga terjadi kerusakan jalan lebih dini dari umur rencana jalan.( Ir. Sukanto )
 Untuk mencegah terjadinya permasalahan di atas diperlukan konstruksi perkerasan jalan yang mempunyai stabilitas yang tinggi serta mempunyai ketahanan terhadap cuaca tropis dan fleksibilitas terhadap pegeseran roda kendaraan overload.( PU Bina Marga)
Untuk mengetahui konstruksi jalan menggunakan beton pracetak dan HRS maka penjelasan HRS ”hot rolled sheet” adalan lapisan tipis aspal beton, lapisan penutup yang terdiri dari campuran antara    agregat bergradasi menerus. Mineral pengisi (filler) dan aspal panas.tebal padat 2,5 - 3 cm. Beton pracetak dengan tulangan sebagai stabilitas yang menerima overload beban kendaraan dengan   kontak roda ban kendaraan 30 x 50 cm, sesuai dengan sifat beton yang mempunyai nilai struktur tinggi dengan fleksibilitas rendah. .(Rekayasa Jalan Raya-2,Andi Tenrisukki Tenriajeng).
Konstruksi perkerasan jalan komposit dengan menggunakan konstruksi Beton Pracetak digunakan  sebagai pondasi atas khusus untuk menerima beban kendaraan overload, karena sifatnya yang mempunyai nilai stabilitas yang tinggi.
Sedang untuk Lapisan Aus digunakan HRS sesuai dengan spesifikasinya yang mempunyai nilai fleskibilitas yang tinggi dan tidak mempunyai nilai struktur,itu dilakukan guna melindungi lapisan di bawahnya terhadap pengaruh cuaca dan geseran roda kendaraan supaya dapat bertahan lebih lama.
Pada perkerasan beton semen, daya dukung perkerasan terutama diperoleh dari pelat beton. Sifat, daya dukung dan keseragaman tanah dasar sangat mempengaruhi  keawetan dan kekuatan perkerasan beton semen. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam perkerasan beton semen adalah kadar air pemadatan, kepadatan dan perubahan kadar air selama masa pelayanan.( PU Bina Marga)
Dan dalam perkerasa beton lapis pondasi bawah pada perkerasan beton semen adalah bukan merupakan bagian utama yang memikul beban, tetapi merupakan bagian yang berfungsi sebagai berikut :
- Mengendalikan pengaruh kembang susut tanah dasar.
- Mencegah intrusi dan pemompaan pada sambungan, retakan dan tepi-tepi pelat.
- Memberikan dukungan yang mantap dan seragam pada pelat.
- Sebagai perkerasan lantai kerja selama pelaksanaan.
Pelat beton semen mempunyai sifat yang cukup kaku serta dapat menyebarkan beban pada
bidang yang luas dan menghasilkan tegangan yang rendah pada lapisan-lapisan di bawahnya.( DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH).
Dan Konstruksi jalan komposit beton pracetak dengan HRS juga  memenuhi persyaratan yang timbul akibat pengaruh tersebut di atas, di samping biayanya yang lebih murah dari pada konstruksi jalan fleksibel karena perbandingan antara harga asphalt harga semen adalah harga semen lebih murah dibandingkan dengan harga aspal,dan  untuk memenuhi target umur rencana jalan dengan dana anggaran yang terbatas sesuai dengan keadaan perekonominian Bangsa Indonesia saat ini. (Dinas PU Bina Marga Prov. Jawa Timur)
Oleh karena itu menggunakan inovasi teknologi perkerasan jalan, Wakil Menteri Pekerjaan Umum Hermanto Dardak mengatakan ” Apabila sebelum tahun 2009 hanya dikenal dua teknik perkerasan jalan, yakni ”perkerasan lentur” (flexible pavement) dan ”Perkerasan kaku” (concrete/rigid pavement), setelah 2009 ada perkerasan lentur dan perkerasan kaku yang bisa dibagi dua. Yang pertama adalah perkerasan kaku dengan pracetak-pratekan yang tidak lain adalah ACPS dan, yang kedua, perkerasan kaku dengan cor di tempat. Penganjur teknik ACPS mengaku bahwa teknik ini menghasilkan waktu konstruksi lebih cepat, hasil lebih bermutu dan lebih awet, menggunakan tenaga lebih sedikit, serta total biaya konstruksi dan pemeliharaan lebih kompetitif”.(Jakarta,Seminar ilmiah)
Dan kelebihan lain dari sistem ACPS kata Dwiyono menambahkan,” kelebihan sistem ACPS siap digunakan setelah selesai distressing (maks 3 hari), sedangkan sistem RPC karena dikerjakan secara konvensional harus menunggu sampai beton mencapai kekuatan rencana (28 hari). Selain itu, kelebihan sistem ACPS dapat dilaksanakan siang atau malam hari, dalam cuaca baik maupun cuaca buruk tanpa mengurangi kualitas pekerjaan. Jadi penundaan pekerjaan akibat kondisi alam dapat diminimalkan dan pekerjaan lebih cepat selesai”. (Jakarta,Seminar ilmiah)
Umur rencana perkerasan jalan ditentukan atas pertimbangan klasifikasi fungsional jalan, pola lalu-lintas serta nilai ekonomi jalan yang bersangkutan, yang dapat ditentukan antara lain dengan metode Benefit Cost Ratio, Internal Rate of Return, kombinasi dari metode tersebut atau cara lain yang tidak terlepas dari pola pengembangan wilayah. Umumnya perkerasan beton semen dapat direncanakan dengan umur rencana (UR) 20 tahun sampai 40 tahun.( Pd T-14-2003 )
“Dan untuk memenuhi umur rencana maka memakai sistem ACPS merupakan beton precast yang diberi tekanan arah melintang pretension di pabrik, dan arah memanjang post-tension di lokasi proyek. Karena diberi prestressing, dalam setiap kondisi beton selalu dalam keadaan tertekan dan tidak pernah menahan tarik, sehingga secara teoritis umurnya jauh lebih lama. Selain itu, sistem ACPS mampu menahan beban 80 kN ESAL (Equivalent Single Axle Load) dengan ketebalan beton 20 cm”,Dwiyono mengatakan. (Jakarta,Seminar ilmiah)
HRS (Hot Rolled Sheet) sebagai lapisan penutup tidak menerima beban kendaraan hanya untuk mencegah masuknya air dari permukaan jalan ke dalam perkerasan sehingga dapat mempertahankan kekuatan konstruksi pondasi atas dari beton K400, karena HRS mempunyai nilai kekenyalan yang tinggi dan  tidak mempunyai nilai struktural (open graded).
Kriteria untuk lapisan HRS adalah kedap air,mempunyai kekenyalan yang tinggi lebih bsar dari 2mm, tidak mempunyai nilan struktural stabilitas hingga 450 kg – 850 kg, dan yang terakhir adalah awet dan tahan lama. (Dinas PU Bina Marga Prov. Jawa Timur)
Konstruksi jalan menggunakan beton pracetak lebih kuat daripada menggunakan konstruksi fleksibel (lentur) yang biasa digunakan pada baik jalan negara, jalan provinsi, maupun jalan kabupaten rata-rata kurang bisa memenuhi target umur rencana jalan,karena jalan menggunakan aspal kurang tahan terhadap cuaca. Hal ini terasa kalau sudah datang musim penghujan dengan curah hujan yang cukup tinggi yang menggenangi badan-badan jalan yang mengakibatkan konstruksi jalan berlubang dengan kerusakan yang cukup parah,karena aspal dapa bereaksi dengan air.
 Apa lagi kalau dilewati kendaraan dengan beban overload kendaraan yang yang menyebabkan proses kerusakan konstruksi jalan menjadi lebih cepat. Hal semacam ini disaksikan sendiri oleh bapak Mentei Pekerjaan Umum dan Anggota Komisi V DPD RI.
 Kerusakan jalan semacam ini mengganggu kenyamanan berkendaraan, mengancam keselamatan pemakai jalan, dan tidak baik dari segi pelayanan publik.( PU Bina Marga). Perkerasan komposit yaitu perkerasan kaku dengan plat beton semen sebagai lapis pondasi dan aspal beton sebagai lapis permukaan. (Rekayasa Jalan Raya-2,Andi Tenrisukki Tenriajeng).
ACWC sebagai lapisan penutup (Wearing cource) dengan kriteria harus terpenuhi :
1. Sebagai lapisan pelindung terhadap pengaruh cuaca dan air
2. Menahan beban roda kendaraan langsung untuk di searing ke lapisan di bawahnya
dengan stabilitas lebih besar dari pada lapisan di bawahnya seperti yang tertera diagram di atas. (Dinas PU Bina Marga Prov. Jawa Timur)  Tebal lapisan pondasi minimum 10 cm yang paling sedikit mempunyai mutu sesuai dengan SNI No. 03-6388-2000 dan AASHTO M-155 serta SNI 03-1743-1989.( DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH ).
Kriteria ATB atau Laston sebagai lapis pondasi atas (base Coarse) yang harus terpenuhi
1.Sebagai pendukung terhadap beban lalu lintas lapisan ACWC dan melindungi
   konstruksi lapisan di bawahnya terhadap air dan cuaca.
2.Mempunyai nilai struktural yang tinggi dan peka terhadap penyimpangan dalamperencanaan dan  pelaksanaan.( PU Bina Marga )

Contoh cara pemasangan beton pra cetak :
1. Pemasangan beton pracetak seperti gambar di bawah  untuk menghindari kemacetan lalu lintas pemasangan  hanya 1 ( satu ) jalur  dan untuk jalannya kendaraan akhir pemasangan pracetak ditutup sementara dengan  slope crown protection  untuk memudahkan kendaraan lewat di atas pracetak tersebut.
2. Antara jarak pracetak di beri jarak speling  5 mm  diisi dengan Joint seal dan Joint Filler untuk   menghidari adanya susut beton dan pengembangan beton.
3. Sebelum pracetak K 400 telebih dulu pembentukan crown dengan Penghamparan Pasir 3 cm  harus  betul betul merata sesuai dengan Crownnya
4. Galian Pondasi beton tepi dengan Cutter Saw Concreate kedalaman 21 cm lebar25cm
5. Pemasangan Beton tepi K 225  pracetak  pada  galian pondasi dengan  di beri spacie mortar 1 cm     sebagai pengunci beton ,Pracetak komposit K 400 sepanjang satu jalur
6. Pemasangan beton pracetak seperti gambar di bawah untuk menghindari kemacetan lalu lintas    pemasangan  hanya 1 ( satu ) jalur  dan untuk jalannya kendaraan akhir pemasangan Pracetak ditutup sementara dengan  slope crown protection  untuk memudahkan kendaraan lewat di atas pracetak tersebut.
7. Antara jarak pracetak di beri jarak speling 4 mm –  5 mm untuk menghidari adanya susut beton dan   ke tidak rataan permukaan beton pracetak.kemudian diisi dengan pasir halus pada speling tersebut.
8. Pelaburan prime coate 0,9 l / m 2 me rata diatas  Beton pracetak dan pelaburan dengan mengisi    celah celah speling daiantara baton Pracetak 
9. Penghamparan H R S 3 cm di atas Prime coat beton pracetak 0,9 l / m2 dengan spesipikasinya .( PU Bina Marga Jawa timur )
Umur rencana adalah waktu dalam tahun dihitung sejak perkerasan (jalan) dibuka untuk lalu lintas sampai saat di perlukan pebaikan berat. Selama umur rencana ini,perkerasan diharapkan bebas dari pekerjaan perbaikan berat.Pada umumnya rencana berkisar antara 5 tahun, 10 tahun, 15 tahun dan 20 tahun.(Bahan dan Struktur Jalan Raya, Ir.Suprapto Tm,M.Sc.)
Konstruksi fleksibel (lentur) yang banyak menggunakan bahan baku dari bahan dasar aspal curah yang kualitasnya hasilnya kurang begitu baik karena pada siang hari antara jam 12 00 – 15.00 WIB temperatur cuaca panas pada badan jalan rata-rata mencapai 67º C. Karena adanya kecenderungan semakin mahalnya harga aspal yang berkualitas dan pemakaian aspal tanpa additive dapat berakibat mutu jalan semakin menuru (IR.Abdullah).
 Pengaruh sinar ultra violet sinar matahari mempermudah proses oksidasi sehingga mempercepat pelapukan aspal, apa lagi dengan adanya genangan sisa-sisa air hujan pada badan jalan yang menyebabkan proses stripping (pengelupasan) kelekatan aspal pada  agregat. Begitu juga akibat beban overload kendaraan yang tidak dapat dihindarkan karena tuntutan peningkatan kebutuhan ekonomi masyarakat yang harus diterima oleh konstruksi jalan mengakibatkan jalan mudah mengalami kerusakan dini yang menyebabkan target umur rencana jalan kurang bisa terpenuhi. Di sisi lain kita yang membangun jalan dituntut untuk meningkatkan kualitas konstruksi jalan dengan dana anggaran yang terbatas.( PU Bina Marga)
konstruksi jalan komposit beton pracetak dengan lapisan atas mennggunakan lataston HRS di atas konstruksi jalan yang ada. Sebagai wujud penerapan teknologi tepat guna sesuai dengan sumber daya manusia (SDM) Bangsa Indonesia yang penerapan disiplin konstruksinya masih perlu ditingkatkan, karena konstruksi jalan komposit ini lebih efisien, ekonomis, mudah pengawasannya dan lebih kuat dari pada konstruksi jalan fleksibel yang ada dengan hasil yang dapat lebih optimal. Konstruksi jalan fleksibel menggunakan bahan baku aspal yang harganya lebih mahal dibandingkan dengan bahan baku dari semen dengan perbandingan harga 1 : 6. Disamping itu, harga aspal kenaikannya selalu segnifikan mengikuti harga pasar minyak internasional. Untuk itu mohon kiranya paparan usulan tulisan ini yang merupakan temuan konstruksi jalan komposit yang baru dikaji lebih lanjut dan dikembangkan bukan hanya sekedar untuk wacana saja akan tetapi agar bisa lebih bermanfaat untuk baik jalan negara maupun jalan provinsi guna memenuhi target umur rencana jalan yang berdampak memperkecil biaya anggaran untuk  pembangunan jalan, yang akan lebih bermanfaat bagi Bina Marga kususnya, Negara dan Bangsa Indonesia pada umumnya.( PU Bina Marga)


Kesimpulan :

Karena bahan dasar aspal semakin langka dan menjadikan harga aspal dengan kualitas yang baik semakin mahal maka  digunakan konstruksi jalan komposit menggunakan beton pra cetak,di samping biayanya yang lebih murah dari pada konstruksi jalan fleksibel karena perbandingan antara harga asphalt harga semen adalah harga semen lebih murah dibandingkan dengan harag aspal,dan dalam pengerjaannya menggunakan  konstruksi jalan menggunakan beton  ini menghasilkan waktu konstruksi lebih cepat, hasil lebih bermutu dan lebih awet, menggunakan tenaga lebih sedikit, serta total biaya konstruksi dan pemeliharaan lebih kompetitif, sehingga bila menggunakan konstruksi jalan komposit menggunakan beton pra cetak dapat menekan biaya dalam pembangunan jaln raya dan untuk memenuhi target umur rencana jalan dengan dana anggaran yang sesuai dengan keadaan perekonominian Bangsa Indonesia saat ini. Pelat pra cetak juga kuat menerima beban roda 10 ton karena bisa menerima beban berat sehingga jalan dapat bertahan lebih lama dan tidak melakukan perbaikan yang berat sampai pada rencana umur jalan.

Sabtu, 31 Agustus 2013



Dasar Aliran Fluida


1 Jenis Aliran
            Aliran dapat diklasifikasikan menjadi aliran incompressible dan compressible
Jika fluida relatif incompressible, maka biasanya alirannya menjadi aliran incompressible. Dibawah kondisi partikel dimana terdapat variasi tekanan kecil, dan juga termasuk gas yang menjadi incompressible.
            Aliran berbeda dengan cairan, nyata, ideal, incompressible dan compressible, merupakan klasifikasi aliran. Aliran akan tenangatau tidak tenang sesuai dengan waktu. Akan diam atau bergejolak sebagai perundingan bagian yang diikuti. Klasifikasi yang lain dalam aliran termasuk gerak rotasi atau gerak tak berotasi, genting atau sedikit genting.

2 Laminar dan Aliran Turbulen
                         

 Osborne Reynold menunjukan pada tahun 1883 bahwa terdapat 2 tipe aliran yang berbeda. Dia mengungkapkan,  sebuah sungai kecil memiliki berat jenis yang sama dengan air yang simasukan di gelas yang besar tertutup dimana air tersebut mengalir dari sebuah tangki.
            Tipe pertama yang diketahui adalah berlapis, sungai kecil atau aliran kental yang terpenting hal tersebut memiliki syarat tertentu yaitu fluida terlihat bergerak dengan berlapis dengan jumlah tak berakhir dengan gerakan relatif dari partikel fluida pada sebuah skala molekul.
            Tipe kedua adalah aliran bergejolak. Angin kencang dan gerakan bagian fluida yang tidak biasa, yang dapat menimbulkan gangguan, tidak menimbulkan gejolak, tapi mungkin menggambarkan aliran yang terganggu.

3 Aliran Tenang dan Aliran Seragam
            Aliran tenang merupakan 1 dari banyak kondisi pada banyak keadaan di sebuah aliran sungai seiring jalannya waktu, tapi kondisi akan berbeda pada keadaan yang berbeda . aliraseragam adalah i dari kecepatan yang sama dalam keduanya besar dan arah memberikan gaya sesaat disetiap bagian fluida. Kedua definisi harus diubah sedikit, saat aliran tenang ditemukan hanya pada aliran berlapis. Jadi kondisi diatas disebut aliran tenang.
kita menyebut aliran tersebut seraga jika ukuran dan bentuk pada bagian persilangan konstan sepanjang terusan .
           
4 Jalur Sambungan, Aliran Sungai Kecil, dan Saluran Berturut-turut
            Sebuah jalur sambungan adalah bekas pembuatan sebuah partikel tunggal selama periode tertentu. Jalur sambungan dan aliran sungai kecil pada aliran yang tenang pada sebuah fluida dimana kecepatan aliran tersebut tidak berubah-ubah dengan kata lain, untuk aliran yang benar-benar tenang. Sehingga aliran mungkin hampir tidak ada gesekan aliran atau dari suatu kekentalan dan bergerak sangat lambat. Bagian akhir ini merupakan tipe aliran tidak berlapis, dimana lapisan fluida bergerak dengan perlahan, satu sama lain.
            Dalam percobaan mekanika fluida, pewarna atau bekas lain biasanya memompa ke dalam aliran untuk mengganti pergerakan partikel fluida. Jika aliran berlapis, menghasilkan pita warna. Ini disebut saluran berturut-turut atau garis filamen.

5 Laju Aliran dan Kecepatan
            Laju adalah kontinuitas aliran fluida per satuan waktu disetiap bagian aliran dan dalam satuan SI adalah meter kubik per satuan detik (m3/s), laju aliran massa adalah kilogram per detik (kg/s) dan laju aliran berat adalah kilo newton per detik (kN/s) merupakan standar untuk menunjukan volume, massa, laju aliran berat, dan seterusnya.
            Kita biasanya menggunakan laju aliran volume Saat berhubungan dengan cairan incompressible, sedangkan laju aliran berat sangat tepat digunakan jika berhubungan dengan cairan compressible. Hal ini menunjukan laju aliran sama besarnya dengan kecepatan rata-rata dikalikan dengan luas area untuk menunjukan arah kecepatan rata-rata.

6 Persamaan Kontinuitas
Aliran tenang (steady flow)
Jika aliran incompressible ,  = konstan ( tidak berubah-ubah ), maka =Ini adalah persamaan kontinuitas yang diterapkan pada aliran incompressible untuk keduanya aliran tenang dan tidak tenang dalam batas tertentu.

Satu, Dua, Tiga Dimensi Aliran
            Metode analisis 1 dimensi aliran untuk aliran antara batas-batas 3 dimensi, dengan asumsi “ satu dimensi” tersebut diambil disepanjang aliran yang mengalir dari pusat dengan mempertimbangkan rata-rata jumlah kecepatan, tekanan dan sudut elevasi Jika semua saluran pada aliran membentuk kurva dan identik paralel kami menyebutnya 2 dimensi.


Pada umumnya aliran tiga dimensi, seperti aliran pada udara dingin dari sebuah pendingin udara keluar dari dalam ruangan, sangat sulit untuk di analisis. Biasanya di  perkirakan mengalir seperti sebagai dua dimensi atau aliran simetris.  

Senin, 15 Juli 2013

METODE SRI (System of Rice Intensification)


METODE SRI 
(System of Rice Intensification)

METODE SRI (System of Rice Intensification)
1.1novasi metode SRI
SRI  adalah teknik budidaya padi yang mampu  meningkatkan produktifitas padi dengan cara mengubah pengelolaan tanaman, tanah, air dan unsur hara,  terbukti telah berhasil meningkatkan produktifitas padi sebesar 50% , bahkan di beberapa tempat mencapai lebih dari 100%.
Metode ini pertama kali ditemukan secara tidak disengaja di Madagaskar antara tahun 1983 -84 oleh  Fr. Henri de Laulanie, SJ, seorang Pastor Jesuit asal Prancis yang lebih dari 30 tahun hidup bersama petani-petani di sana. Oleh penemunya, metododologi ini selanjutnya dalam bahasa Prancis dinamakan Ie Systme de Riziculture Intensive disingkat SRI. Dalam bahasa Inggris populer dengan nama System of Rice Intensification disingkat SRI.
Tahun 1990 dibentuk Association Tefy Saina (ATS), sebuah LSM Malagasy untuk memperkenalkan SRI. Empat tahun kemudian, Cornell International Institution for Food, Agriculture and Development (CIIFAD), mulai bekerja sama dengan Tefy Saina untuk memperkenalkan SRI di sekitar Ranomafana National Park di Madagaskar Timur, didukung oleh US Agency for International Development. SRI telah diuji di Cina, India, Indonesia, Filipina, Sri Langka, dan Bangladesh dengan hasil yang positif.
SRI menjadi terkenal di dunia melalui upaya dari Norman Uphoff (Director CIIFAD). Pada tahun 1987, Uphoff mengadakan presentase SRI di Indonesia yang merupakan kesempatan pertama SRI dilaksanakan di luar Madagaskar 
Hasil metode SRI sangat memuaskan. Di Madagaskar, pada beberapa tanah tak subur yang produksi normalnya 2 ton/ha, petani yang menggunakan SRI  memperoleh hasil panen lebih dari 8 ton/ha, beberapa petani memperoleh 10 – 15 ton/ha,  bahkan ada yang mencapai 20 ton/ha. Metode SRI minimal menghasilkan panen dua kali lipat dibandingkan metode yang biasa dipakai petani. Hanya saja diperlukan pikiran yang terbuka untuk menerima metode baru dan kemauan untuk bereksperimen. Dalam SRI tanaman diperlakukan sebagai organisme hidup sebagaimana mestinya, bukan diperlakukan seperti mesin yang dapat dimanipulasi. Semua unsur potensi dalam tanaman padi dikembangkan dengan cara memberikan kondisi yang sesuai dengan pertumbuhannya.



2. Prinsip-prinsip budidaya padi organik metode SRI 
1.Tanaman  bibit muda berusia kurang dari 12  hari setelah semai (hss) ketika   bibit masih berdaun 2 helai
2.Bibit ditanam satu pohon perlubang dengan jarak 30 x 30, 35 x 35 atau lebih jarang
3.Pindah tanam harus sesegera mungkin (kurang dari 30 menit) dan harus hati-hati agar akar tidak putus dan ditanam dangkal
4.Pemberian air maksimal 2 cm (macak-macak) dan periode tertentu dikeringkan sampai pecah (Irigasi berselang/terputus)
5. Penyiangan sejak awal sekitar 10 hari dan diulang 2-3 kali dengan interval 10 hari
6. Sedapat mungkin menggunakan pupuk organik (kompos atau pupuk    hijau)

3.Keunggulan metode SRI 
1.Tanaman hemat air, Selama pertumbuhan dari mulai tanam sampai panen memberikan  air max 2 cm, paling baik macak-macak sekitar 5 mm dan ada periode pengeringan sampai tanah retak ( Irigasi terputus)
2.Hemat biaya, hanya butuh benih 5 kg/ha. Tidak memerlukan biaya pencabutan bibit,   tidak memerlukan biaya pindah bibit, tenaga tanam kurang dll.
3.Hemat waktu, ditanam bibit muda 5 - 12 hss, dan waktu panen akan lebih awal
4.Produksi meningkat,  di beberapa tempat mencapai 11 ton/ha
5.Ramah lingkungan, tidak menggunaan bahan kimia dan digantikan dengan mempergunakan pupuk organik (kompos, kandang  dan Mikro-oragisme Lokal), begitu juga penggunaan pestisida.

4.Teknik Budidaya Padi Organik  metode SRI
1.   Persiapan benih
Benih sebelum disemai diuji dalam larutan air garam. Larutan air garam yang cukup untuk menguji benih adalah larutan yang apabila dimasukkan telur, maka telur akan terapung. Benih yang baik untuk dijadikan benih adalah benih yang tenggelam dalam larutan tersebut. Kemudian benih telah diuji direndam dalam  air biasa selama 24 jam kemudian ditiriskan dan diperam 2 hari, kemudian disemaikan pada media tanah dan pupuk organik (1:1) di dalam wadah segi empat ukuran 20 x 20 cm (pipiti). Selama 7 hari. Setelah umur 7-10 hari benih padi sudah siap ditanam 


2.  Pengolahan tanah
Pengolahan tanah Untuk Tanam padi metode SRI tidak  berbeda dengan cara pengolahan tanah untuk tanam padi cara konvesional yaitu dilakukan untuk mendapatkan struktur tanah yang lebih baik bagi tanaman, terhidar dari gulma. Pengolahan dilakukan dua minggu sebelum tanam dengan menggunakan traktor tangan, sampai terbentuk struktur lumpur. Permukaan tanah diratakan untuk mempermudah mengontrol dan mengendalikan air.

3.  Perlakuan pemupukan
Pemberian pupuk pada SRI diarahkan kepada perbaikan kesehatan tanah dan penambahan unsur hara yang berkurang setelah dilakukan pemanenan. Kebutuhan pupuk organik pertama setelah menggunakan sistem konvensional adalah 10 ton per hektar dan dapat diberikan sampai 2 musim taman. Setelah kelihatan kondisi tanah membaik maka pupuk organik bisa berkurang disesuaikan dengan kebutuhan. Pemberian pupuk organik dilakukan pada tahap pengolahan tanah kedua agar pupuk bisa menyatu dengan tanah.

  4.Pemeliharaan
 Sistem tanam metode SRI tidak membutuhkan genangan air yang terus menerus, cukup dengan kondisi tanah yang basah. Penggenangan dilakukan hanya untuk mempermudah pemeliharan. Pada prakteknya pengelolaan air pada sistem padi  organik dapat dilakukan 3sebagai berikut; pada umur 1-10 HST tanaman padi digenangi dengan ketinggian air ratarata 1cm, kemudian pada umur 10 hari dilakukan penyiangan. Setelah dilakukan penyiangan tanaman tidak digenangi. Untuk perlakuan yang masih membutuhkan penyiangan
berikutnya, maka dua hari menjelang penyiangan tanaman digenang. Pada saat tanaman berbunga, tanaman digenang dan setelah padi matang susu tanaman tidak digenangi kembali sampai panen. Untuk mencegah hama dan penyakit pada  SRI tidak digunakan bahan kimia, tetapi dilakukan pencengahan dan apabila terjadi gangguan hama/penyakit digunakan pestisida nabati dan atau digunakan pengendalian secara fisik dan mekanik

5.Perbedaan Hasil  Cara SRI dengan Konvensional 
Kebutuhan pupuk organik dan pestisida untuk padi organik metode SRI dapat diperoleh dengan cara mencari dan membuatnya sendiri. Pembuatan kompos sebagai pupuk dilakukan dengan memanfaatkan kotoran hewan, sisa tumbuhan dan sampah  rumah tangga dengan menggunakan aktifator MOL (Mikro-organisme Lokal) buatan  sendiri, begitu pula dengan pestisida dicari dari tumbuhan behasiat sebagai pengendali hama. Dengan demikian biaya yang keluarkan menjadi lebih efisien dan murah.
Penggunaan pupuk organik dari musim pertama ke musim berikutnya mengalami penurunan rata-rata 25% dari musim sebelumnya. Sedangkan pada metode konvensional pemberian  pupuk anorganik dari musim ke musim cenderung meningkat, kondisi ini akan lebih sulit bagi petani konvensional untuk dapat meningkatkan produsi apalagi bila dihadapkan pada  kelangkaan pupuk dikala musim tanam tiba.
Pemupukan dengan bahan organik dapat memperbaiki kondisi tanah baik fisik, kimia maupun biologi tanah, sehingga pengolahan tanah untuk metode  SRI menjadi lebih mudah dan murah, sedangkan pengolahan tanah yang menggunakan pupuk anorganik terus menerus kondisi tanah semakin kehilangan bahan organik dan kondisi tanah semakin berat, mengakibatkan pengolahan semakin sulit dan biaya akan semakin mahal.

6.Manfaat Sistem SRI 
Secara umum manfaat dari budidaya metode SRI adalah sebagai berikut:
1. Hemat air (tidak digenang), Kebutuhan air hanya 20-30% dari kebutuhan air untuk cara konvensional 
2. memulihkan kesehatan dan kesuburan tanah, serta mewujudkan keseimbangan ekologi tanah
3. Membentuk petani mandiri yang mampu meneliti dan menjadi ahli di lahannya sendiri.Tidak tergantung pada pupuk dan pertisida  kimia buatan pabrik yang semakin mahal dan terkadang langka 
4. membuka lapangan kerja dipedesaan, mengurangi pengangguran dan meningkatkan pendapatan keluarga petani
5. menghasilkan produksi beras yang sehat rendemen tinggi, serta tidak mengandung residu kimia 


6. mewariskan tanah yang sehat untuk  generasi mendatang.

Minggu, 14 Juli 2013

PENGELOLAAN AIR LIMBAH KAKUS

PENGELOLAAN AIR LIMBAH
  1. PENDAHULUAN
    Limbah rumah tangga adalah limbah yang berasal dari dapur, kamar mandi, cucian, limbah bekas industri rumah tangga dan kotoranmanusia. Limbah merupakan buangan/bekas yang berbentuk cair, gas dan padat. Dalam air limbah terdapat bahan kimia sukar untuk dihilangkan dan berbahaya. Bahan kimia tersebut dapat memberi kehidupan bagi kuman-kuman penyebab penyakit disentri, tipus, kolera dsb. Air limbah tersebut harus diolah agar tidak mencemari dan tidak membahayakan kesehatan lingkungan.Air limbah harus dikelola untuk mengurangi pencemaran.
    Pengelolaan air limbah dapat dilakukan dengan membuat saluran air kotor dan bak peresapan dengan memperhatikan ketentuan sebagai berikut ;
    1. Tidak mencemari sumber air minum yang ada di daerah sekitarnya baik air dipermukaan tanah maupun air di bawah permukaan tanah.
    2. Tidak mengotori permukaan tanah.
    3. Menghindari tersebarnya cacing tambang pada permukaan tanah.
    4. Mencegah berkembang biaknya lalat dan serangga lain.
    5. Tidak menimbulkan bau yang mengganggu.
    6. Konstruksi agar dibuat secara sederhana dengan bahan yang mudah didapat dan murah.
    7. Jarak minimal antara sumber air dengan bak resapan 10 m.
Pengelolaan yang paling sederhana ialah pengelolaan dengan menggunakan pasir dan benda-benda terapung melalui bak penangkap pasir dan saringan. Benda yang melayang dapat dihilangkan oleh bak pengendap yang dibuat khusus untuk menghilangkan minyak dan lemak. Lumpur dari bak pengendap pertama dibuat stabil dalam bak pembusukan lumpur, di mana lumpur menjadi semakin pekat dan stabil, kemudian dikeringkan dan dibuang. Pengelolaan sekunder dibuat untuk menghilangkan zat organik melalui oksidasi dengan menggunakan saringan khusus. Pengelolaan secara tersier hanya untuk membersihkan saja. Cara pengelolaan yang digunakan tergantung keadaan setempat, seperti sinar matahari, suhu yang tinggi di daerah tropis yang dapat dimanfaatkan.
Berikut ini adalah pengelolaan limbah rumah tangga untuk limbah cair, padat dan gas.
    1. Pengelolaan air limbah kakus I.
    2. Pengelolaan air limbah kakus II.
    3. Pengelolaan air limbah cucian.
    4. Pembuatan saluran bekas mandi dan cuci
    5. Pengelolaan sampah
    6. Pengelolaan limbah industri rumah tangga.
    7. Pengelolaan air limbah rumah tangga I
    8. Pengelolaan air limbah rumah tangga II
    9. Pengelolaan air limbah
  1. URAIAN SINGKAT
    Kakus adalah suatu cara pembuangan air kotoran manusia agar air kotoran tersebut tidak mengganggu kesehatan dan lingkungan. Dibuat bak penampung kotoran (septik tank) yaitu A bak pengumpul dan B bak peresapan yang dihubungkan dengan saluran pipa pralon. Air limbah kakus dialirkan melalui pralon ke bak penampung kotoran berdinding kedap air. Berikut ini contoh membuat bak penampung kotoran dengan jumlah keluarga 6 orang dan dalam
    jangka waktu 5 tahun, sedangkan waktu tinggal dalam tangki direncanakan minimal 2 hari (24 jam).
    Untuk mendapatkan gambaran besarnya tangki yang harus dibuat maka diperoleh dengan cara sebagai berikut :
a.       Jumlah air limbah yang dibuang setiap hari sekitar 100 liter/orang/hari.
b.      Besarnya tangki pencerna dalam 1 tahun 2 x 6 x 100 liter = 1.200 liter.
c.       Banyaknya lumpur sebesar 30 liter/orang/tahun.
d.      Banyaknya lumpur selama 5 tahun 6 x 30 liter x 5 = 900 liter.
e.       Jadi untuk melayani keluarga tersebut di atas diperlukan tangki pencerna 1,2 m³ dengan ruang pengumpul lumpur sebesar 0,9 m³.
                        BAHAN
1.      Batu bata
2.      Pipa pralon
3.      Semen
4.      Pasir
5.      Tangki kotoran
6.      Ijuk
7.      Seng/genteng
8.      Kerikil
9.      Lem
                        PERALATAN
1.      Gergaji
2.      Cangkul
3.      Meteran
4.      Parang
5.      Cetok
6.      Ember
7.      Besi runcing
                        PEMBUATAN
Bangunan kakus dibuat dari batu bata, campuran semen an pasir, serta atapnya dari genteng/seng. Kakus dengan lubang leher angsa dipasang (1), kemudian dibuat tangki kotoran dengan dinding kedap air. Untuk mengalirkan udara dari tangki keluar dipasang pula pralon berukuran kecil yang berbentuk huruf T. Kemudian dibuat sumur resapan yang didalamnya diisi kerikil, ijuk dan dinding peresapan berlubang-lubang. Pembuatannya dapat dilihat pada Gambar di bawah ini.


Gambar 1. Pengelolaan Air Limbah Kakus
                        PENGGUNAAN
Untuk membuang air kotoran manusia (tinja dan air seni).
                        PEMELIHARAAN
Perlu dibersihkan dengan menggunakan karbol/densol dengan takaran sesuai aturan. Jangan masukkan benda-benda padat seperti : kerikil, batu, kertas,
kain, plastik dsb. Karena akan menyumbat saluran air.
                        KEUNTUNGAN
Mudah dibuat, sederhana, bahan mudah didapatkan dan murah.
                        KERUGIAN
Peresapan air tergantung dari kapasitas tangki/bak dan jenis tanahnya. Semakin kecil bak peresapan senmakin kecil resapanya. Catatan lain-lain : Sebaiknya diusahakan kakus supaya tetap bersih dan berbau harum
                        DAFTAR PUSTAKA
1.      Pengelolaan Aair Limbah Kakus. Jakarta : Direktorat Perumahan, Ditjen Cipte Karya-Departemen Pekerjaan Umum.
2.      Sanitation without water . Winblad PL 2205 S 68200 Filipstad, Sweden

·  URAIAN SINGKAT
Air limbah dialirkan melalui saluran ke drum dan air dalam drum akan disaring dengan koral/ijuk ke luar, dan kemudian meresap ke dalam tanah.
·  BAHAN
  1. Drum
  2. Koral
  3. Kayu
  4. Ijuk
  5. Pipa pralon
·  PERALATAN
  1. Palu
  2. Besi runcing
  3. Cangkul
  4. Parang
  5. Gergaji

·  PEMBUATAN
Drum dilubangi dengan garis tengah 1 cm, jarak antara lubang 10 cm. Pembuatan lubang di luar dapur dengan ukuran panjang, lebar dan dalam masing-masing 110 cm. Di dasar lubang diberi koral/ijuk setebal 20 cm dan drum dimasukkan ke dalam lobang tersebut. Sela-sela drum diselingi dengan koral/ijuk. Kemudian dibuat saluran air limbah ukuran ½ bis, atau dari pasangan batu bata. Drum ditutup dengan kayu/bambu atau kalau ingin lebih tahan lama dicor dengan campuran semen dan pasir yang diberi penguat besi. Untuk pembuatannya dapat dilihat pada Gambar 1,2,3, dan 4 di bawah ini.

Gambar 1. Drum yang Dilubangi



Gambar 2. Pembuatan Lubang


Gambar 3. Drum di dalam Lubang Bangunan


Gambar 4. Tutup Bak Penampung
·  PENGGUNAAN
  1. Untuk membuang air limbah rumah tangga seperti cucian, air masak dsb
  2. Untuk membuang air kotoran lainnya
·  PEMELIHARAAN
Jangan memasukkan buangan berupa benda padat seperti kertas, kain, plastik.dsb
·  KEUNTUNGAN
Mudah dibuat dengan bahan yang tidak mahal dan merupakan pemanfaatan bahan-bahan bekas.
·  KERUGIAN
Air yang meresap akan mempengaruhi air tanah di sekitarnya apabila struktur tanah merupakan tanah liat yang berbongkah-bongkah pada waktu musim kemarau, serta jaraknya kurang diperhatikan dengan sumur bersih (terlalu dekat)
Catatan lain-lain :
Setiap kali perlu diperiksa apa ada yang rusak atau tidak.